Senin, 23 Januari 2012

Tiga Ciri Khas Hamba Allah yang Bertaqwa

Hudzaifah.org - Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saudara saudariku yang kucintai karena Allah. Taqwa memiliki tiga makna, yang tidak dapat dipisahkan walau dapat dibedakan. Yang pertama, ciri khas dari hamba Allah yang bertaqwa, hubbullah, sangat mencintai Allah melebihi kepada siapapun dan apapun. Hamba Allah yang beriman amat sangat mencintai Allah.

Sebagaimana nabi Allah, Ibrahim AS. Kecintaan beliau kepada Allah melebihi kepada istri dan anak beliau. Sehingga rela demi cintanya kepada Allah harus menyembelih anak yang tercinta. Demikian pula Siti Hajar, demi cintanya kepada Allah, rela mengorbankan anak kandungnya sendiri. Demikian halnya dengan Ismail AS, rela dirinya dikorbankan demi cinta kepada Allah. Subhanallah.

Kemudian yang kedua, khosyatullah. Rasa takutnya kepada Allah melebihi kepada siapapun dan apapun.

"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba- Nya, hanyalah ulama." (QS. Fatir: 28)

Jadi yang disebut ulama itu orang yang sangat takut kepada Allah. Rasa takutnya kepada Allah itulah membuat ia taat kepada Allah SWT. Tidak melakukan kemaksiatan dan kedzaliman. Sebaliknya bila rasa takut seseorang kepada Allah rendah, sementara keinginan maksiatnya lebih kuat, maka terjadilah kemaksiatan itu. Kalau rasa takutnya rendah tapi nafsunya kuat, maka terjadilah kedzaliman. Dan hamba Allah yang bertaqwa tidak akan melakukan kemaksiatan dan kedzaliman, karena rasa takutnya kepada Allah. "Kalau aku melakukan maksiat kepada ALlah, aku takut dengan adzab Allah di hari kiamat kelak." Ketakutannya kepada Allah ini membuat ia taat kepada Allah SWT.

Kemudian nyang ketiga, ciri istimewa dari hamba Allah yang bertaqwa adalah hati-hati, sangat berhati-hati dalam hidup yang sesaat ini. Wara', berhati-hati dengan hukum Allah. Sehingga hal-hal yang tidak bermanfaat akan dia jauhkan dari dirinya. Dan itu menjadi ciri khas dari orang Islam, hai mukmin. Meninggalkan sesuatu yang tidak bermakna.

Sehingga ia olah sedemikian rupa dirinya dalam ketaatan kepada Allah. Yang sunnah "diwajibkan" untuk dirinya. Yang makruh dia "haramkan" buat dirinya. Yang mubah, ia buat berkah. Ia tidak mau sia-sia. Wara', saking hati-hatinya, dia takut melakukan maksiat. Ia takut kalau Allah tidak mencintai dia. Sehingga dia benar-benar pelajari agama Allah, hukum-hukum Allah, agar ia benar-benar hidup dalam syariat Allah. Janganlah engkau menyembah kecuali hanya Allah, dan sembahlah Allah sesuai dengan syariat Allah. Allahu Akbar.

Subhanakallahumma wabihamdika asyhaduallaailaahailla anta astaghfiruka wa atubuilaik. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Sumber : http://www.hudzaifah.org/Article286.phtml

Sabtu, 21 Januari 2012

Pacaran Dalam Pandangan Islam


a. Islam Mengakui Rasa Cinta

Islam mengakui adanya rasa cinta yang ada dalam diri manusia. Ketika seseorang memiliki rasa cinta, maka hal itu adalah anugerah Yang Kuasa. Termasuk rasa cinta kepada wanita (lawan jenis) dan lain-lainnya.
“Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik .”(QS. Ali Imran :14).
Khusus kepada wanita, Islam menganjurkan untuk mengejwantahkan rasa cinta itu dengan perlakuan yang baik, bijaksana, jujur, ramah dan yang paling penting dari semau itu adalah penuh dengan tanggung-jawab. Sehingga bila seseorang mencintai wanita, maka menjadi kewajibannya untuk memperlakukannya dengan cara yang paling baik.
Rasulullah SAW bersabda,”Orang yang paling baik diantara kamu adalah orang yang paling baik terhadap pasangannya (istrinya). Dan aku adalah orang yang paling baik terhadap istriku”.

b. Cinta Kepada Lain Jenis Hanya Ada Dalam Wujud Ikatan Formal

Namun dalam konsep Islam, cinta kepada lain jenis itu hanya dibenarkan manakala ikatan di antara mereka berdua sudah jelas. Sebelum adanya ikatan itu, maka pada hakikatnya bukan sebuah cinta, melainkan nafsu syahwat dan ketertarikan sesaat.
Sebab cinta dalam pandangan Islam adalah sebuah tanggung jawab yang tidak mungkin sekedar diucapkan atau digoreskan di atas kertas surat cinta belaka. Atau janji muluk-muluk lewat SMS, chatting dan sejenisnya. Tapi cinta sejati haruslah berbentuk ikrar dan pernyataan tanggung-jawab yang disaksikan oleh orang banyak.
Bahkan lebih ‘keren’nya, ucapan janji itu tidaklah ditujukan kepada pasangan, melainkan kepada ayah kandung wanita itu. Maka seorang laki-laki yang bertanggung-jawab akan berikrar dan melakukan ikatan untuk menjadikan wanita itu sebagai orang yang menjadi pendamping hidupnya, mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya dan menjadi `pelindung` dan ‘pengayomnya`. Bahkan `mengambil alih` kepemimpinannya dari bahu sang ayah ke atas bahunya.
Dengan ikatan itu, jadilah seorang laki-laki itu `the real gentleman`. Karena dia telah menjadi suami dari seorang wnaita. Dan hanya ikatan inilah yang bisa memastikan apakah seorang laki-laki itu betul serorang gentlemen atau sekedar kelas laki-laki iseng tanpa nyali. Beraninya hanya menikmati sensasi seksual, tapi tidak siap menjadi the real man.
Dalam Islam, hanya hubungan suami istri sajalah yang membolehkan terjadinya kontak-kontak yang mengarah kepada birahi. Baik itu sentuhan, pegangan, cium dan juga seks. Sedangkan di luar nikah, Islam tidak pernah membenarkan semua itu. Kecuali memang ada hubungan `mahram` (keharaman untuk menikahi). Akhlaq ini sebenarnya bukan hanya monopoli agama Islam saja, tapi hampir semua agama mengharamkan perzinaan. Apalagi agama Kristen yang dulunya adalah agama Islam juga, namun karena terjadi penyimpangan besar sampai masalah sendi yang paling pokok, akhirnya tidak pernah terdengar kejelasan agama ini mengharamkan zina dan perbuatan yang menyerampet kesana.
Sedangkan pemandangan yang lihat dimana ada orang Islam yang melakukan praktek pacaran dengan pegang-pegangan, ini menunjukkan bahwa umumnya manusia memang telah terlalu jauh dari agama. Karena praktek itu bukan hanya terjadi pada masyarakat Islam yang nota bene masih sangat kental dengan keaslian agamanya, tapi masyakat dunia ini memang benar-benar telah dilanda degradasi agama.
Barat yang mayoritas nasrani justru merupakan sumber dari hedonisme dan permisifisme ini. Sehingga kalau pemandangan buruk itu terjadi juga pada sebagian pemuda-pemudi Islam, tentu kita tidak melihat dari satu sudut pandang saja. Tapi lihatlah bahwa kemerosotan moral ini juga terjadi pada agama lain, bahkan justru lebih parah.

c. Pacaran Bukan Cinta

Melihat kecenderungan aktifitas pasangan muda yang berpacaran, sesungguhnya sangat sulit untuk mengatakan bahwa pacaran itu adalah media untuk saling mencinta satu sama lain. Sebab sebuah cinta sejati tidak berentu sebuah perkenalan singkat, misalnya dengan bertemu di suatu kesempatan tertentu lalu saling bertelepon, tukar menukar SMS, chatting dan diteruskan dengan janji bertemua langsung.
Semua bentuk aktifitas itu sebenarnya bukanlah aktifitas cinta, sebab yang terjadi adalah kencan dan bersenang-senang. Sama sekali tidak ada ikatan formal yang resmi dan diakui. Juga tidak ada ikatan tanggung-jawab antara mereka. Bahkan tidak ada ketentuan tentang kesetiaan dan seterusnya.
Padahal cinta itu memiliki, tanggung-jawab, ikatan syah dan sebuah harga kesetiaan. Dalam format pacaran, semua instrumen itu tidak terdapat, sehingga jelas sekali bahwa pacaran itu sangat berbeda dengan cinta.

d. Pacaran Bukanlah Penjajakan / Perkenalan

Bahkan kalau pun pacaran itu dianggap sebagai sarana untuk saling melakukan penjajakan, perkenalan atau mencari titik temu antara kedua calon suami istri, bukanlah anggapan yang benar. Sebab penjajagan itu tidak adil dan kurang memberikan gambaran sesungguhnya dari data yang diperlukan dalam sebuah persiapan pernikahan.
Dalam format mencari pasangan hidup, Islam telah memberikan panduan yang jelas tentang apa saja yang perlu diperhitungkan. Misalnya sabda Rasulullah SAW tentang 4 kriteria yang terkenal itu.
Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW berdabda,”Wanita itu dinikahi karena 4 hal : [1] hartanya, [2] keturunannya, [3] kecantikannya dan [4] agamanya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat. (HR. Bukhari Kitabun Nikah Bab Al-Akfa’ fiddin nomor 4700, Muslim Kitabur-Radha’ Bab Istihbabu Nikah zatid-diin nomor 2661)
Selain keempat kriteria itu, Islam membenarkan bila ketika seorang memilih pasangan hidup untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi yang tidak mungkin diceritakan langsung oleh yang bersangkutan. Maka dalam masalah ini, peran orang tua atau pihak keluarga menjadi sangat penting.
Inilah proses yang dikenal dalam Islam sebaga ta’aruf. Jauh lebih bermanfaat dan objektif ketimbang kencan berduaan. Sebab kecenderungan pasangan yang sedang kencan adalah menampilkan sisi-sisi terbaiknya saja. Terbukti dengan mereka mengenakan pakaian yang terbaik, bermake-up, berparfum dan mencari tempat-tempat yang indah dalam kencan. Padahal nantinya dalam berumah tangga tidak lagi demikian kondisinya.
Istri tidak selalu dalam kondisi bermake-up, tidak setiap saat berbusana terbaik dan juga lebih sering bertemua dengan suaminya dalam keadaan tanpa parfum. Bahkan rumah yang mereka tempati itu bukanlah tempat-tempat indah mereka dulu kunjungi sebelumnya. Setelah menikah mereka akan menjalani hari-hari biasa yang kondisinya jauh dari suasana romantis saat pacaran.
Maka kesan indah saat pacaran itu tidak akan ada terus menerus di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian, pacaran bukanlah sebuah penjajakan yang jujur, sebaliknya sebuah penyesatan dan pengelabuhan.
Dan tidak heran kita dapati pasangan yang cukup lama berpacaran, namun segera mengurus perceraian belum lama setelah pernikahan terjadi. Padahal mereka pacaran bertahun-tahun dan membina rumah tangga dalam hitungan hari. Pacaran bukanlah perkenalan melainkan ajang kencan saja.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

Allah Berikan Cobaan dan Ujian Pada Kita Karena Kita Kuat


Mungkin banyak yang begitu lemes, lesu, dan tak bersemangat ketika Allah swt memberikan cobaan hidup atau ujian kepada kita. Cobaan dan ujian yang datang beruntun pada diri kita terasa begitu berat dan mencoba untuk lari dari hidup ini, tapi entah kemana larinya?. Dan bahkan sampai menyalahkan sang khalik atas cobaan, terpaan dan ujian hidup atas hidup kita ini.


Hadirnya cobaan, terpaan dan ujian hidup hendaklah pandai diri kita dalam menyikapinya, pandai dalam mengambil sisi positif dari segala tantangan hidup ini. Karena sesungguhnya apa yang terjadi dalam diri kita. Itu adalah tempaan agar kita menjadi lebih tangguh dan melatih kesabaran kita.

Memang terlalu mudah sekali untuk mengatakan  kata "sabar" saya dan siapapun pasti mudah mengucapkan kata ini, tapi pada kenyataannya dan faktanya "sabar" itu tak semudah pengucapannya, kita butuh latihan, kita butuh juga cobaan hidup dari allah, ujian hidup dari allah, jika kita dapat melewatinya, mungkin menurut saya barulah kita dapat di katakan sabar.

Kenapa harus seperti ini?, karena sesunggunya sobat, menurut saya pribadi atau juga menurut sobat, beruntunglah jika Allah memberikan ujian atau cobaan lebih banyak kepada kita. Sebab kita akan lebih banyak kesempatan untuk naik kelas dan kesempatan untuk lebih pintar dalam menyikapi segala sesuatu. Jika ada murid yang hendak naik kelas bukankah ia harus ujian dulu dan tinggi atau rendahnya tingkatan kelas tergantung dari kesulitan ujian yang di hadapi? ya kan?.

Tapi yang jelas. Allah tidak akan membiarkan kita mengatakan bahwa kita sudah beriman, sebelum Allah memberikan cobaan dan ujian kepada kita. Dan hanya orang beriman pulalah yang akan mendapat kebaikan kelak oleh Allah swt.  Jika ia pandai besyukur dan mampu bersabar.

Jika kita memandang cobaan hidup dan ujian hidup sebagai bentuk pengontrolan diri kita, maka insyaallah, Allah akan memberikan jaminan kualitas diri yang lebih mumpuni, mantap dan tangguh dari pada memilih untuk melarikan diri dari cobaan dan ujian hidup ini. Melarikan diri sama saja membuang kesempatan untuk naik kelas ketingkat yang lebih berkualitas, selain itu. jikapun kita dapat melarikan diri dari cobaan dan ujian hidup ini, tetap saja kita akan berjumpa dengan cobaan dan ujian-ujian yang lainya dan dengan tingkat yang sama atau bahkan lebih parah lagi, kita tetap naik kelas tapi  tidak mampu mengikuti ujian yang sama dengan orang yang lainnya atau bahasa lainya adalah frustasi yang berakibat bunuh diri. Dan ini banyak dilakukan oleh sebagian orang-orang yang frustasi saat ini.

Kita mestilah tahu, sebenarnya Allah sayang kepada kita. Kita janganlah terlalu mengambil beban atas cobaan dan ujian hidup yang kita hadapi. Allah sangat teliti dalam meletakkan beban ujian di pundak kita. Allah tidak akan memberikan beban yang berlebihan kepada kita jika kita tidak mampu untuk menghadapinya. Jika ada cobaan hidup dan ujian hidup yang kita dapati terasa berat, itu karena allah mengangap kita kuat, kita ambil sisi poitifnya saja dan kita mestilah mesyukurinya saja, "barang siapa yang besyukur akan kutambah nikmatku kepadamu" kalau tidak salah (QS Ibrahim (14) : 7).

Kenapa allah memilih kita untuk mendapatkan cobaan dan ujian hidup yang berat? karena Allah tahu bahwa yang akan diberikan cobaan dan ujian ini, dia dapat mengangkatnya. Dia kuat menurut allah dan pasti allah akan memberikan ganjaran yagn setimpal suatu saat nanti. Maka seharusnya kita beruntunglah dan bersyukurlah atas apa yang kita dapati ini.

Jika terlintas pikiran-pikiran pada diri kita " kenapa Allah aku saja yang kau berikan cobaan dan ujian seperti ini" yang lain tidak kau berikan seperti saya, tidak adil ini namanya allah. Yang lain tidak kau berikan lebih berat dari pada saya, hidupnya tidak seperti saya, mengapa harus saya menghadapinya?. Maka cepat-cepatlah kita lenayapkan pikiran negatif kita ini. Sesungguhnya beruntunglah-beruntunglah Allah memilih kita, sebab allah tahu, kitalah yang sanggup untuk memikulnya, kita punya kadar kesanggupan untuk melewatinya. 

Sekali lagi sobat,, Ayoo kita taklukan cobaan dan ujian hidup yang kita hadapi pada diri kita, insyaallah pasti ada hikmah pada setiap kejadian yang kita alami pada hidup ini, pasti ada sisi positif pada setiap cobaan yang kita hadapi ini. Teruslah bersemangat sobat hadapi tantangan ini, hidup adalah untuk menikmati semua yang di inginkan, maka bersyukurlah dan nikmatilah.

Selasa, 17 Januari 2012

Bersegeralah Bertaubat

dakwatuna.com – Definisi taubat menurut bahasa diambil dari kata “at-taubah” bentuk “isim masdar” berarti ar-rujuu’ (kembali). Sedangkan menurut istilah, taubat adalah kembali dari kondisi jauh dari Allah swt menuju kedekatan kepada-Nya. Atau : pengakuan atas dosa, penyesalan, berhenti, dan tekad untuk tidak mengulanginya kembali di masa yang akan datang.
Mengapa kita harus bertaubat?
Pertama, karena manusia pasti berdosa.
Karena dosa adalah penghalang antara kita dan Sang Kekasih (Allah swt), maka lari dari hal yang membuat kita jauh dari-Nya adalah kemestian.
Dosa pasti membawa kehancuran cepat atau lambat, maka mereka yang berakal sehat pasti segera menjauh darinya.
Jika ada manusia yang tidak melakukan dosa, pasti ia pernah berkeinginan untuk melakukannya. Jika ada orang yang tidak pernah berkeinginan melakukan dosa, pasti ia pernah lalai dari mengingat Allah. Jika ada orang yang tidak pernah lalai mengingat Allah, pastilah ia tidak akan mampu memberikan hak Allah sepenuhnya. Semua itu adalah kekurangan yang harus ditutupi dengan taubat.
Kedua, karena Allah swt memerintahkan kita bertaubat,
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan nabi dan orang-orang mukmin yang bersama Dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah Kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” At Tahrim:8
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” An Nuur:31
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang Telah ditentukan dan dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.” Hud:3
Ketiga, karena Allah mencintai orang yang bertaubat,
“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. apabila mereka Telah suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” Al Baqarah:222
Keempat, karena Rasulullah saw senantiasa bertaubat
Padahal beliau seorang nabi yang ma’shum (terjaga dari dosa). Beliau bersabda : “Demi Allah, sesungguhnya aku meminta ampun dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Bukhari). Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa beliau beristighfar seratus kali dalam sehari.
Syarat-Syarat Taubat
  1. Penyesalan dari dosa karena Allah.
  2. Berhenti melakukannya.
  3. Bertekad untuk tidak mengulanginya di masa datang.
  4. Dilakukan sebelum nyawa sampai di tenggorokan ketika sakaratul maut, atau sebelum matahari terbit dari barat.
  5. Jika dosa berkaitan dengan sesama manusia, maka syaratnya bertambah satu: melunasi hak orang tersebut, atau meminta kerelaannya, atau memperbanyak amal kebaikan.
Dosa Kecil Menjadi Besar di Sisi Allah
Pertama, jika dilakukan terus menerus,
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui.” Ali Imran:135
Dosa besar yang hanya dilakukan sekali lebih bisa diharapkan pengampunannya dari pada dosa kecil yang dilakukan terus menerus.
Kedua, jika seorang hamba meremehkannya.
Setiap kali seorang hamba menganggap besar sebuah dosa niscaya akan kecil di sisi Allah, dan setiap kali ia menganggap remeh sebuah dosa niscaya akan menjadi besar di sisi-Nya.
Abdullah bin Mas’ud ra berkata : “Seorang mukmin memandang dosanya bagaikan gunung yang akan runtuh menimpa dirinya, sedangkan seorang pendosa menganggap dosanya seperti seekor lalat yang menclok di hidungnya, cukup diusir dengan tangannya.” (Bukhari-Muslim).
Bilal bin Sa’ad rahimahullah berkata : “Jangan kamu memandang kecilnya dosa, tapi lihatlah kepada siapa kamu berbuat dosa itu”
Ketiga, jika dilakukan dengan bangga atau minta dipuji,
Seperti seseorang yang mengatakan : “Lihat, bagaimana hebatnya saya mempermalukan orang itu di depan umum!?” Atau seperti ucapan seorang pedagang : “Lihat, bagaimana saya bisa menipu pembeli itu!?”
Keempat, jika seseorang melakukan dosa tanpa diketahui orang lain lalu ia menceritakannya dengan bangga kepada orang lain.
Rasulullah saw bersabda : “Setiap ummatku selamat kecuali orang-orang yang terang-terangan berlaku dosa. Dan diantara perbuatan terang-terangan melakukan dosa ialah jika seseorang berdosa di malam hari sementara Allah telah menutupi aibnya, namun di pagi hari ia merobek tirai penutup itu sambil berkata : “Hai Fulan, semalam aku melakukan ini dan itu.” (Bukhari-Muslim).
Kelima, jika yang melakukannya seorang alim yang menjadi panutan.
Karena apa yang ia lakukan dicontoh oleh orang lain. Ketika ia melakukan dosa, maka ia juga mendapatkan dosa orang yang mencontohnya. Rasulullah bersabda : “…dan barang siapa memberi contoh keburukan dalam Islam maka baginya dosa perbuatan itu dan juga dosa orang yang mencontohnya setelah itu tanpa dikurangi sedikitpun dosa itu dari pelakunya.” (Muslim).
Jangan Menunda-Nunda Taubat
Bersegera bertaubat hanya dilakukan oleh mereka yang berakal sehat. Orang-orang yang menunda taubat ibarat seseorang yang ingin mencabut pohon yang mengganggu, namun karena merasa sulit mencabutnya ia menundanya hingga esok atau lusa, atau minggu depan, atau … tanpa ia sadari bahwa semakin hari akar pohon itu makin menghunjam di tanah, sedangkan ia semakin tua dan lemah.
Jangan menunda-nunda taubat karena mengandalkan rahmat dan ampunan Allah swt. Orang seperti itu ibarat seorang laki-laki yang menghabiskan seluruh hartanya dengan sia-sia dan meninggalkan keluarganya dalam kefakiran, lalu ia mengharapkan harta karun datang kepadanya tanpa bekerja. Mungkin harta karun itu ada, tapi orang ini jelas kurang sehat akalnya.
Mengapa kita dapat berpikir logis dalam masalah keduniaan namun tidak demikian dalam urusan akhirat? Allahu a’lam

Rabu, 11 Januari 2012

Pemilih Takalar Suka yang Religius

MAKASSAR, FAJAR (Rabu, 28 Desember 2011)  -- Keagamaan menjadi faktor utama pemilih Takalar menentukan pilihannya. 

PEMILIH di Takalar ternyata tidak terlalu membutuhkan pemimpin yang menguasai bidang pendidikan dan kesehatan. Bagi sebagian besar pemilih, calon pemimpin Takalar yang diidamkan adalah pemimpin yang menguasai ilmu agama.

Demikian salah satu poin hasil survei Lembaga Penelitian dan Pengembangan Multidisiplin Ilmu (LPPM) Sulsel yang dirilis dalam konferensi pers di Kafe Rally, Makassar, Selasa 27 Desember. 

"Hasil ini juga cukup mengagetkan. Penguasaan calon pemimpin untuk bidang pendidikan justru hanya berada di posisi kedua. Pemilih lebih menginginkan pemimpin yang religius," kata Koordinator Tim Survey LPPM, Rudianto.

Dari survei yang melibatkan 350 responden itu, 72,5 persen memilih agama yang paling penting untuk dikuasai oleh kandidat. Sebanyak 43,8 persen memilih kandidat yang menguasai bidang pendidikan, dan 40,3 persen untuk penguasaan bidang ekonomi. 

Selain itu, survei juga menunjukkan 35 persen responden mengetahui nama calon bupati dari baliho yang dipajang di jalan-jalan. Media sosialisasi yang cukup efektif adalah tetangga sebanyak 17 persen. 

Untuk bakal calon Bupati Takalar yang paling populer, LPPM menempatkan H Burhanuddin diurutan pertama dengan elektabilitas 48 persen. HM Natsir Ibrahim di posisi selanjutnya dengan tingkat elektabilitas 12 persen. Disusul berturut-turut Syamsari Kitta (9 persen), HA Makmur Sadda (7 persen), H Achmad Dg Se're (3 persen) dan Amin Yakob (2 persen). Calon lainnya seperti Dahyar Daraba dan HM Jen Syarif Rifai hanya memperoleh elektabilitas di bawah 1 persen.

"Yang menarik, ada 17 persen responden yang tidak memberikan jawaban. Bisa jadi mereka masih bingung menentukan pilihan, atau tokoh pilihan mereka tidak ada dalam survei kami. Yang kami masukkan ini adalah tokoh-tokoh yang konsisten mensosialisasikan pencalonannya," jelas Rusdianto.

Ditanya apakah ada hubungan antara tingginya pilihan masyarakat untuk kandidat yang religius dengan elektabilitas Burhanuddin di posisi pertama, Rusdianto menegaskan itu tidak ada hubungan sama sekali. "Tidak ada analisa ke situ. Belum bisa kita simpulkan bahwa Burhanuddin adalah kandidat yang religius, atau yang lain tidak religius," tambah Rusdianto.

Direktur LPPM Sulsel Bakry menambahkan, bidang pekerjaan sebagian besar responden dari pertanian. Sebagian lagi berlatar perikanan, perdagangan, pendidikan, pemerintahan, jasa dan lainnya. 

Laki-laki merupakan responden terbanyak, yakni 66 persen, dan perempuan sebanyak 34 persen. Survey digelar di seluruh Takalar selama 5 hari yang dimulai Senin 28 November lalu.

"Kami meyakini bahwa 350 responden bisa mewakili sebanyak 128.000 wajib pilih di Takalar," ujarnya.

Dalam pengambilan sampel, LPPM Sulsel menggunakan teknik multistage random sampling dengan tingkat margin error 5 persen. Namun Bakry mengingatkan, hasil survey tersebut bisa saja berubah mengingat penyelenggaraan pemilukada Takalar masih tersisa tujuh bulan. "Hasil survey jelas masih bisa berubah. Tapi kami masih akan melakukan survey lanjutan," imbuhnya. Bakry juga menegaskan bahwa survey yang dilakukan pihaknya tidak terkait dengan kandidat siapa pun. (akb) 

MUI Kecam Pencabutan 9 Perda Pelarangan Miras


“Kita menolak pencabutan karena Perda itu merupakan aspirasi daerah yang bermanfaat.”
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyesalkan pencabutan sembilan Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur pelarangan minuman beralkohol alias minuman keras (miras) oleh Kementerian Dalam Negeri. MUI menganggap Perda-perda itu sangat bermanfaat untuk masyarakat.
“Kita menolak pencabutan karena Perda-perda itu merupakan aspirasi daerah yang bermanfaat,” kata Ketua MUI, Ma’ruf Amin saat berbincang dengan VIVAnews.com, Rabu 11 Januari 2012.
Menurut dia, jika Perda-perda itu dinyatakan bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi, harusnya itu yang dievaluasi. “Bukan perda pelarangan mirasnya.”
Selain itu, tambah dia, Perda-perda itu bisa mencegah berbagai kerusakan dan kejahatan yang timbul akibat minuman keras. “Pencabutan itu tindakan yang sangat berlawanan dengan aspirasi masyarakat yang dituangkan melalui Perda,” ujar dia.
Ma’ruf Amin mengatakan miras tidak hanya merugikan masyarakat yang mayoritas Islam saja. Namun minuman beralkohol itu juga merusak masyarakat secara umum. “Miras itu harusnya dilarang, kalau ada pengecuali itu hanya di termpat-tempat tertentu saja,” katanya.
Sebelumnya, Juru Bicara Kemendagri Reydonnyzar Moenek mengatakan sebanyak 351 Perda dicabut selama 2011 karena dinilai bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi. Sembilan diantaranya dinilai bertentangan dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol.
“Pencabutan beberapa Perda itu karena melanggar aturan yang lebih tinggi dan itu sudah sesuai ketentuan,” ujar juru bicara Kemdagri Reydonnyzar Moenek, Senin malam 9 Januari 2012.
Namun, Mendagri Gamawan Fauzi membantah telah mencabut Perda yang mengatur minuman keras di daerah. Dia mengatakan yang dilakukan Kemendagri, hanya mengevaluasi dan verifikasi Peraturan Daerah agar merujuk pada Undang-undang yang lebih tinggi.
“Kami memberikan masukan kepada daerah yang membuat Perda itu supaya merujuk kepada Undang-undang yang lebih tinggi dan jangan melanggar Undang-undang yang lebih tinggi,” kata Gamawan di kantornya, Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, 10 Januari 2012.
Berikut 9 Perda Pelarangan Minuman Keras yang diklarifikasi Kemendagri:
1. Perda Kota Tangerang Nomor 7 Tahun 2005 tentang Pelarangan, Pengedaran, dan Penjualan Minuman Beralkohol.
2. Perda Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pelarangan, Pengawasan, dan Pengendalian Minuman Beralkohol.
3. Perda Kabupaten Indramayu Nomor 15 Tahun 2006 tentang Larangan Minuman Beralkohol.
4. Perda Provinsi Bali Nomor 9 Tahun 2002 tentang Pengawasan dan Pengendalian Peredaran Minuman Beralkohol.
5. Perda Banjarmasin Nomor 6 Tahun 2007 tentang Larangan Memproduksi, Memiliki, Mengedarkan, Menjual, Menyimpan, Membawa, Mempromosikan, dan Mengonsumsi Minuman Beralkohol.
6. Perda Kota Balikpapan Nomor 16 Tahun 2000 tentang Larangan Pengawasan, serta Penertiban Peredaran dan Penjualan Minuman Beralkohol.
7. Perda Kota Sorong Nomor 5 Tahun 2006 tentang Pengaturan, Pengawasan, dan Pengendalian Minuman Beralkohol.
8. Perda Kabupaten Manokwari Nomor 5 Tahun 2006 tentang Larangan Pemasukan, Penyimpanan, Pengedaran dan Penjualan, serta Memproduksi Minuman Beralkohol.
9. Perda Kabupaten Maros Nomor 9 Tahun 2001 tentang Larangan Pengedaran, Memproduksi, Mengonsumsi Minuman Keras Beralkohol, Narkotika, dan Obat Psikotropika. ( VIVAnews; Rabu, 11 Januari 2012, 09:31 WIB)

Generasi Pembelajar




Jadwal Harian
  1. Selesai Subuh sampai terbitnya matahari : Menghafal lima ayat Al-Qur’an, satu hadist, dan kesimpulan ringkas dari    sebuah matn
  2. Dari terbitnya matahari hingga waktu dzuhur : belajar formal, pergi ke kantor, bekerja, atau berdagang, dan sempatkan diri untuk sholat Dhuha
  3. Selesai Dzuhur : membaca sejarah, sastra, berita, online, makan, dan tidur siang.
  4. Selesai Ashar :Membaca buku-buku kitab, Tafsir, Fiqh, Risalah-risalah, Shiroh Nabi dan sahabat, dan sebagainya
  5. Selesai Magrib : mengulang hafalan Qur’an, hadist, dan matn
  6. Selesai Isya     : mengulang pelajaran dari sekolah, mengerjakan tugas kuliah ataupun kantor, Menulis
  7. Makan malam
  8. Jangan lupa sebelum tidur, sempatkan diri untuk Sholat Witir tiga raka’at
  9. Instropeksi Diri dalam sehari, hal-hal apa yang telah dilakukan, melakukan kesalahan apa saja, ibadah apa yang terlailaikan dan sebagainya. (Kalau bisa di catat)
  10. Istighfar 3x, berniat untuk tidak melakukan kesalahan yang sama
  11. Hamdalah 3x, bersyukur akan Ni’mat hari yang telah di berikan
  12. Targetkan aktivitas besoknya, tancapkan dalam hati dan katakan Allahu Akbar
  13. Niatkan bangun di sepertiga malam terakhir dan tidur
 
Jadwal pekanan
 
  1. Sempatkan puasa Sunnah minimal sepekan sekali, missal hari Senin atau Kamis
  2. Sehari dalam sepekan untuk bersilahturrahim kepada kerabat, sahabat ataupun tetangga, missal hari Rabu
  3. Porsikan waktu khusus untuk keluarga, missal Hari Ahad
  4. Hari Jum’at untuk mengahayati Al-Qur’an, berdzikir, berdo’a, Sholat sunnah, perbanyak shalawat kepada Rasulullah, waktu untuk sedekah, instropeksi diri dalam sepekan, dan menata kembali harapan-harapan. (Lebih baik di catat)
 
Jadwal Bulanan
 
  1. Puasa sunnah Ayyamul bidh tiga hari, di pertengahan bulan hijriyyah, tgl 13,14 dan 15
  2. Pada hari tertentu dalam sebulan, sempatkan untuk I’tikaf di Masjid (For Ikhwan, Kalau akhwat cukup di rumah aja, atau bersama pasangannya). Gunakan moment ini sebagai instropeksi Diri dalam sebulan, mengumpulkan catatan-catatan instropeksi harian, dan muhasabah.
  3. Perbaiki planning yang sempat gagal, buang segala ketidak mungkinan, ambil langkah pasti kedepan, mulailah dengan segala hal yang di anggap mudah.

Hiburan
 
Hiburan bagi seorang pembelajar, adalah hiburan yang baik, yang tetap menjaga nilai-nilai syar’i, sehingga ilmu lebih mudah untuk masuk.,
  1. Lebih baik dengerin Murrotal
  2. Variasikan dengan lagu-lagu islami jika merasa jenuh.
  3. Hati-hati menonton TV, pada iklan-iklan sabun, atau perawatan kecantikan, yang lebih pada mengumbar aurat, (jaga pandangan bung… :D) , atau lebih baik gak usah Nonton TV. ^_^
  4. Jaga pandangan bukan hanya pada akhwat dan di tempat umum saja, di tempat pribadi, bahkan ketika sendiri (hati-hati, setan selalu menemani hihihihi)
  5. Porsi waktu Online jangan berlebihan. Gunakan fasilitas semaksimal mungkin untuk mendapatkan ilmu-ilmu baru
 
 
 
 
NB :
  • Referensi : Menjadi Pembelajar Berprestasi – DR. ‘Aidh Al-Qarni
  • Ini untuk menasehati diri sendiri dalam menggunakan waktu, jika bermanfaat silahkan di share dan di sesuaikan dengan kondisi pribadi
  • Semoga bermanfaat dan kita dapat mengamalkannya

Minggu, 01 Januari 2012

Pergantian Waktu (Hari, Bulan dan Tahun)

Waktu berganti waktu, hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Sesungguhnya perkara tersebut merupakan perkara yang normal dalam sejarah kehidupan manusia, setiap orang akan melaluinya. Namun hal yang terpenting dalam setiap pergantian tersebut adalah bagaimana kita bisa memaknainya dalam rangka semakin meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Bahwa hari ini kita harus bisa lebih baik dari hari kemarin, bulan ini kita harus lebih baik dari bulan kemarin dan tentu tahun ini kita harus lebih baik dari tahun kemarin. Oleh sebab itu, marilah kita memuhasabah sejarah perjalanan hidup kita dalam rentang waktu yang kita lewati, melakukan evaluasi setahun kemarin dan membangun planning untuk tahun depan. Berusaha secara konsisten dan sabar menjalaninya, sungguh dalam setiap waktu yang kita lewati memang secara duniawi umur kita bertambah tetapi secara akhirat pada hakekatnya umur kita semakin berkurang. Umur itu ibarat modal yang harus kita manfaatkan dengan baik agar dapat memperoleh keberuntungan di akhirat nanti ketika umur itu tlah habis dan malaikat sakaratul maut datang menjemput kita.


KEEp ISTIQOMAH ...........

Pentingnya Muru'ah bagi Pengemban Dakwah

Hari ini ada sebuah pelajaran yang berarti bagiku dalam proses pencitraan sebagai seorang pengemban dakwah di tengah-tengah masyarakat yakni pentingnya sifat muru'ah (menjaga kehormatan/kewibawaan) sebagai seorang pengemban dakwah. Hari ini, tepatnya ahad/01 Januari 2012 ada sebuah tatapan mata sinis yang mengarah kepadaku ketika melaksanakan sholat sunnah 2 rakaat setelah sholat dhuhur, tatapan sinis dari bapak RW tersebut seakan menjadi sebuah tatapan sinis yang penuh makna dan kritikan bagi diriku. Pasalnya saat itu aku datang menunaikan sholat dhuhur secara berjamaah tanpa menggunakan songkok, sementara disisi lain rambutku sudah mulai agak panjang. Tatapan sinis yang penuh kritikan tersebut membuatku kembali berfikir akan pentingnya sifat muru'ah (menjaga kehormatan) bagi seorang pengemban dakwah. Memang, tidak tepat mengukur kepribadian seseorang berdasarkan penampakan fisiknya, termasuk pula pakaian yang dikenakannya. Mengingat unsur pembentuk kepribadian adalah pola pikir dan pola sikap. Namun dalam konteks ini, kita tidak sedang berbicara kepada makna kepribadian itu sendiri, mengingat masih banyak cara berfikir di dalam masyarakat yang bersifat dangkal. Tetapi kita berbicara mengenai eksistensi kita sebagai seorang pengemban dakwah yang hendak meraih kepercayaan umat.

Sifat muru'ah ini memang sangat penting bagi seorang pengemban dakwah karena hanya dengan sifat ini maka perkataan dan dakwah yang dilaksanakannya akan memperoleh tempat dihati masyarakat, sifat muru'ah yang menghiasi diri pengemban dakwah menjadikannya sosok terpercaya. Memang untuk ukuran lingkungan tempat tinggalku, saya belum sepenuhnya mampu menjadi sosok pengemban dakwah yang ideal. Hal itu disebabkan karena lingkungan tersebut membuatku terasa sulit untuk berubah mengingat sejak kecil aku tinggal ditempat tersebut hingga dewasa. tetapi bagaimana pun harus dilakukan upaya penimbulan citra di dalam diri ini agar dapat menjadi sosok pengemban dakwah yang ideal di lingkungan tempat tinggal, setidaknya secara perlahan demi perlahan usaha tersebut ditempuh dan salah satunya adalah berusaha membangun sikap muru'ah bahwa kita ini adalah seorang pengemban dakwah yang sudah mulai berproses, bukan anak kecil lagi sebagaimana masa-masa yang telah dilewati di kampung tempat tinggal tersebut. Hal ini memang membutuhkan proses untuk membangun pencitraan tersebut.

Moment yang aku alami sewaktu sholat dhuhur tersebut menjadi sebuah sindiran halus bagiku, bahwa jika kita ingin membangun sifat muru'ah di dalam diri adalah dengan menggunakan songkok dan sarung ketika hendak melaksanakan sholat berjamaah di masjid. Di sisi lain juga secara perlahan demi perlahan mengembankan sifat muru'ah lainnya agar kita dapat memperoleh kepercayaan di tengah-tengah masyarakat. Oleh sebab itu, sifat muru'ah sangat penting bagi seorang pengemban dakwah, utamanya bagi mereka yang berkeinginan untuk menegakkan Syariah dan Khilafah. Hal tersebut lumrah karena bagaimana mungkin kita bercita-cita ingin menegakkan syariah dan khilafah, sementara kita tidak dapat memimpin dan meraih kepercayaan umat. Kepercayaan umat adalah modal dasar bagi proses perubahan untuk dapat menggiring dan mengarahkan mereka pada langkah perjuangan ini. Maka, sejak saat ini harus aku ikrarkan bahwa saya tidak akan pergi melaksanakan sholat secara berjamaah di masjid lingkungan tempat tinggal saya, kecuali dalam kondisi yang lengkap yakni menggunakan pakaian dan celana yang rapi dan bersih, sedapat mungkin juga menggunakan sarung, serta tentu yang tidak boleh terlupakan adalah harus memakai songkok/kopiah.

TERIMA KASIH ATAS TATAPAN SINIS YANG MEMBERIKAN KRITIK ITU.
"Allah Maha Indah dan Sangat Menyukai Keindahan"

KESETRUM (SENGATAN LISTRIK)

Pagi menjelang siang ini di dekat rumah terjadi kejadian kesetrum, ada dua orang yang sedang memperbaiki atap rumah yang mereka tinggali disebabkan karena musim hujan, mungkin karena kebocoran atap maka mereka memutuskan untuk naik ketas atap memperbaiki atap yang bocor. Walhasil, ketika mereka sedang memperbaiki atap maka akhirnya mereka tersengat oleh aliran listrik. Mungkin belum banyak yang mengetahui tentang proses terjadinya sengatan listrik tersebut. Oleh karena itu, saya merasa tertarik untuk membahasnya dalam uraian ini.

APA ITU KESETRUM ?
Kesetrum atau dalam bahasa ilmiah disebut sengatan listrik (electric shock) adalah sebuah fenomena dalam kehidupan. Secara sederhana kesetrum dapat dikatakan sebagai suatu proses terjadinya arus listrik dari luar ke tubuh.  Sengatan listrik dapat terjadi karena kontak dari tubuh manusia dengan sumber tegangan yang cukup tinggi sehingga dapat menimbulkan arus melalui otot atau rambut. Ketika tersengat lsitrik, terdapat beda potensial (arus dari potensial tinggi ke rendah) sehingga muncul tegangan listrik  antara tubuh dan lingkungan kita.
Seperti yang diketahui, bahwa bumi atau tanah memiliki potensial yang rendah. Hal ini akan menyebabkan listrik akan selalu mencoba mengalir ke bumi dari sumber tegangan melalui konektor. Maka dalam kasus kesetrum, manusia berlaku sebagai konektor atau konduktor karena pada tubuh manusia komponen air lah yang paling besar presentasenya. Semakin basah atau lembab kulit manusia maka hambatan listrik kulit makin kecil sehingga akan makin mudah terjadi setrum sehingga arus listrik makin mudah mengalir.
MENGAPA KESETRUM ITU BISA BERBAHAYA ?
Listrik memerlukan path lengkap (circuit) agar dapat terus mengalir. Hal ini yang menyebabkan kejutan / kesetrum diterima dari listrik statis hanya sesaat. Aliran elektron perlu waktu singkat ketika static charge yang ada sama antara dua benda. Kesetrum yang terjadi karena  self-limited duration seperti ini jarang menimbulkan bahaya. Tanpa adanya kontak antar dua titik di tubuh untuk masuk dan keluar tidak akan ada bahaya kesetrum/kejutan. Maka dari itu mengapa burung dapat beristirahat di tegangan listrik tinggi tanpa mendapatkan shocked karena mereka melakukan kontak dengan sirkuit di hanya satu titik. Akan tetapi tidak seperti burung, biasanya orang-orang yang berdiri di atas tanah saat menyentuh sumber tegangan tetap mengalami setrum. Hal ini dikarenakan sering kali, satu sisi dari daya sistem tidak sengaja tersambung ke round/ bumi, sehingga orang yang menyentuh satu sumber tegangan sebenarnya membuat kontak antara dua titik di sirkuit (sumber tegangan dan bumi).
00056300061
Kesetrum dapat digambarkan sebagai akibat dari tegangan kejut (surge voltage) yang mengenai  tubuh manusia. Terutama tegangan kejut yang bertegangan besar. Walaupun tegangan PLN 110/220V AC, tetapi tegangan seperti ini tetap dapat menyebabkan bahaya apabila tersentuh anggota tubuh seseorang. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa kesetrum berbahaya karena tubuh manusia berlaku sebagai konduktor, padahal kapasitas dalam tubuh tidak sesuai dengan arus yang mengalir sehingga dapat mengganggu kerja tubuh. Dalam tubuh manusia terdapat listrik tegangan rendah yang mengalir (misalnya pada saraf, gerakan jantung, dll) sehingga bisa mengakibatkan kerja tubuh menjadi tidak sesuai karena ada gangguan aliran listrik tersebut.
Arus minimum yang dapat dirasakan oleh manusia besarnya sekitar 1 miliampere (mA). Arus yang tingi dapat menyebabkan kerusakan jaringan atau fibrilasimuscle contractiontissue burns. Selain itu juga dapat menyebabkan gangguan saraf dengan kontrol, terutama pada jantung. Bahkan terdapat sengatan listrik yang dapat menyebabkan kematian (electrocution). Secara umum, arus yang mendekati 100 mA dapat mematikan jika arus tersebut melewati bagian sensitif dari tubuh.
ADAKAH BATASAN ARUS YANG AMAN KETIKA KESETRUM?
Persepsi mengenai tersengat aliran listrik itu bias berbeda-beda, tergantung dari tegangan, durasi, arus, frekuensi, dsb. Besarnya arus dan arah arus yang melewati tubuh akan sangat mempengaruhi efek arus tersebut terhadap tubuh terutama ketika melewati organ-organ vital tubuh. Umumnya, arus yang mendekati 100 mA akan berbahaya atau bahkan mematikan.
  • Arus akan berbahaya jika arus yang melewati tubuh memiliki ambang sekitar 5 sampai 10 mA (milliampere) untuk tegangan DC di 60 Hz
  • Arus akan berbahaya jika arus yang melewati tubuh memiliki ambang sekitar 1 sampai 10 mA untuk AC di 60 Hz
  • Shock berkurang dengan adanya peningkatkan frekuensi, dan pada akhirnya akan menghilang pada frekuensi di atas 15-20 kHz.
Semakin kecil resistor yang terkandung di dalam tubuh manusia semakin mudah arus listrik mengalir sehingga semakin mudah kesetrum. Umumnya besarnya resistor yang terdapat di dalam tubuh adalah 1500 ohm. Maka jika kurang dari nilai tersebut akan semakin mudahtersengat listrik.
Durasi ketika kita kesetrum atau tersengat listrik akan sangat mempengaruhi efeknya terhadap tubuh.  Semakin lama arus mengalir melewati bagian tubuh maka semakin besar resiko terhadap tubuh kita. Terutama jantung.
shock3
APAKAH ADA PERBEDAAN TERSENGAT ARUS AC / DC ?
Efek kaget biasanya terjadi karena ada tegangan yang tinggi namun tidak berarus besar. Akan tetapi bila menyebabkan kematian atau efek serius lainnya biasanya karena tegangan tinggi dan arus besar .  Tersengat arus DC atau AC Arus AC (alternating current) merupakan arus yang bolak-balik sedangkan arus DC (direct current) merupakan arus yang searah. Sebenarnya baik AC maupun DC dapat mengalirkan aliran listrik dan tentunya dapat membuat seseorang tersengat aliran listrik yang membedakan hanyalah  seberapa besarnya. Apakah tegangannya tinggi dan arusnya besar.
AC akan mempengaruhi tubuh sangat tergantung pada tingkat frekuensinya. Frekuensi rendah (50 – to 60-Hz) AC biasanya digunakan pada rumah tangga. AC yang dapat lebih berbahayaadalah AC dengan frekuensi tinggi dan 3 sampai 5 kali lebih berbahaya daripada DC dengan tegangan dan amperage sama. Frekuensi rendah AC menyebabkan kontraksi otot yang panjang (tetany)yang dapat membuat tangan kaku. Sedangkan DC biasanya menyebabkan adanya kejang / kontraksi, yang sering memaksa korban menjauhi dari sumber. Menurut sumber, tegangan pada DC=1,4 tegangan pada AC. Untuk besar hambatan yang sama, dan arus yang besar, maka, akan lebih berbahaya tegangan 100 V DC dibanding 100 V AC.
Tetany adalah kondisi dimana terjadi involuntarily otot karena ada petikan dari luar arus listrik melalui badan. Ketika involuntary kontraksi otot mengendalikan jari menyebabkan seorang korban untuk tidak dapat melepaskan dari sebuah konduktor energized, maka korban tersebut dikatakan “frozen”. Arus searah (DC) lebih cenderung menyebabkan otot mengalami tetanydibandingkan alternating current (AC). Sehingga DC lebih cenderung menyebabkan “frozen” pada korban ketika kesetrum. Namun, AC lebih cenderung menyebabkan korban fibrillate ke jantung, yang merupakan kondisi yang lebih berbahaya bagi korban setelah kesetrum dihentikan.
Jadi pada intinya tersengat listrik dari sumber AC maupun DC tetap sama-sama berbahaya, yang mungkin berbeda adalah besar tegangan, frekuensi , arus, dan yang paling penting adalah  efeknya terhadap otot dan tubuh kita maka dari itu harus dicegah sebisa mungkin.