Rabu, 11 Januari 2012

Pemilih Takalar Suka yang Religius

MAKASSAR, FAJAR (Rabu, 28 Desember 2011)  -- Keagamaan menjadi faktor utama pemilih Takalar menentukan pilihannya. 

PEMILIH di Takalar ternyata tidak terlalu membutuhkan pemimpin yang menguasai bidang pendidikan dan kesehatan. Bagi sebagian besar pemilih, calon pemimpin Takalar yang diidamkan adalah pemimpin yang menguasai ilmu agama.

Demikian salah satu poin hasil survei Lembaga Penelitian dan Pengembangan Multidisiplin Ilmu (LPPM) Sulsel yang dirilis dalam konferensi pers di Kafe Rally, Makassar, Selasa 27 Desember. 

"Hasil ini juga cukup mengagetkan. Penguasaan calon pemimpin untuk bidang pendidikan justru hanya berada di posisi kedua. Pemilih lebih menginginkan pemimpin yang religius," kata Koordinator Tim Survey LPPM, Rudianto.

Dari survei yang melibatkan 350 responden itu, 72,5 persen memilih agama yang paling penting untuk dikuasai oleh kandidat. Sebanyak 43,8 persen memilih kandidat yang menguasai bidang pendidikan, dan 40,3 persen untuk penguasaan bidang ekonomi. 

Selain itu, survei juga menunjukkan 35 persen responden mengetahui nama calon bupati dari baliho yang dipajang di jalan-jalan. Media sosialisasi yang cukup efektif adalah tetangga sebanyak 17 persen. 

Untuk bakal calon Bupati Takalar yang paling populer, LPPM menempatkan H Burhanuddin diurutan pertama dengan elektabilitas 48 persen. HM Natsir Ibrahim di posisi selanjutnya dengan tingkat elektabilitas 12 persen. Disusul berturut-turut Syamsari Kitta (9 persen), HA Makmur Sadda (7 persen), H Achmad Dg Se're (3 persen) dan Amin Yakob (2 persen). Calon lainnya seperti Dahyar Daraba dan HM Jen Syarif Rifai hanya memperoleh elektabilitas di bawah 1 persen.

"Yang menarik, ada 17 persen responden yang tidak memberikan jawaban. Bisa jadi mereka masih bingung menentukan pilihan, atau tokoh pilihan mereka tidak ada dalam survei kami. Yang kami masukkan ini adalah tokoh-tokoh yang konsisten mensosialisasikan pencalonannya," jelas Rusdianto.

Ditanya apakah ada hubungan antara tingginya pilihan masyarakat untuk kandidat yang religius dengan elektabilitas Burhanuddin di posisi pertama, Rusdianto menegaskan itu tidak ada hubungan sama sekali. "Tidak ada analisa ke situ. Belum bisa kita simpulkan bahwa Burhanuddin adalah kandidat yang religius, atau yang lain tidak religius," tambah Rusdianto.

Direktur LPPM Sulsel Bakry menambahkan, bidang pekerjaan sebagian besar responden dari pertanian. Sebagian lagi berlatar perikanan, perdagangan, pendidikan, pemerintahan, jasa dan lainnya. 

Laki-laki merupakan responden terbanyak, yakni 66 persen, dan perempuan sebanyak 34 persen. Survey digelar di seluruh Takalar selama 5 hari yang dimulai Senin 28 November lalu.

"Kami meyakini bahwa 350 responden bisa mewakili sebanyak 128.000 wajib pilih di Takalar," ujarnya.

Dalam pengambilan sampel, LPPM Sulsel menggunakan teknik multistage random sampling dengan tingkat margin error 5 persen. Namun Bakry mengingatkan, hasil survey tersebut bisa saja berubah mengingat penyelenggaraan pemilukada Takalar masih tersisa tujuh bulan. "Hasil survey jelas masih bisa berubah. Tapi kami masih akan melakukan survey lanjutan," imbuhnya. Bakry juga menegaskan bahwa survey yang dilakukan pihaknya tidak terkait dengan kandidat siapa pun. (akb) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar